Rabu, 22 Juli 2020
Produktif di era Revolusi Industri 4.0
Webinar ini diramaikan oleh 3 Narasumber sebagai pembicara utama diantaranya ada Astrid Savitri yang merupakan Pegiat Media Sosial dan seorang penulis buku Revolusi Industri 4.0, kemudian Radita Gora selaku Dekan FISIP USNI, Yadi Kusmayadi Senior Manajer HSE (subsea) di Bumi Armada dan yang terakhir Risqi Inayah Dwijayanti selaku dosen USNI.
Sepanjang Web Seminar berlangsung, hal yang dibahas fokus kepada kreativitas di masa pandemi dengan menerapkan teknologi revolusi industri 4.0.
Radita Gora selaku Dekan FISIP USNI mengatakan bahwa pada masa pandemi ini, teknologi digital sudah berubah dari yang tadinya kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan premier karena sangat dibutuhkan orang banyak.
“Anak-anak yang belajar itu menggunakan platform seperti Ruang Guru, Edmodo, Google Classroom, Bahaso Talk dan juga lain sebagainya. Ada juga yang tidak bisa mengakses internet, disuport melalui tayangan TVRI,” ujar Radita.
Dalam materinya, Radita menjelaskan bahwa teknologi menjadi kebutuhan untuk kita di masa pandemi karena pada saat ini dalam bekerja dan belajar di rumah melalui aplikasi zoom di gadget.
"Sejak adanya Covid-19 terjadi perubahan signifikan ketika kita terbiasa menggunakan media seperti menggunakan komputer 35%, internet 29%, seluler 24%, chatting 23%, TV 19%. Tv streaming juga meningkat seperti neflix, iflix, vidio.com." Jelas Radita
Kemudian Astrid Savitri yang merupakan seorang pegiat media sosial dalam webinar ini menjelaskan materi tentang "Kreativitas dan Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0" yang berjalan cukup menarik dan membuat kita tahu banyak akan media sosial.
Sebagai penutup, Risqi Inayah sebagai seorang Dosen USNI yang cukup aktif di media sosial ini memberikan nasihat kepada kita khusus nya anak muda agar lebih aktif dan produktif dalam menciptakan karya.
" Di Era 4.0 ini kita harus kreativitas belajar di Era Pandemi. Kreativitas itu seperti membuat konten yang menarik, membuat podcast di Spotify, membuat tutorial dan konsep pembelajaran." Ujar Risqi Inayah.
Talkshow Menarik di Awal Masa New Normal
Universitas satya negara indonesia menyelenggarakan talkshow online yg di gelar melalui aplikasi zoom, streaming radio usni, dan live instagram pada Selasa (16/6/2020).
Talkshow tersebut mengusung tema "Peran Anak Muda Di Tengah New Normal Covid-19". Dengan menghadirkan Bayu Putra (Podcast), Intan Rahmawati (selebgram) , Ahmad Budiman ( enterpreneur), talkshow tersebut berjalan cukup menarik.
Bintang tamu yang dihadirkan mampu membuat pendengar tidak mau ketinggalan informasi dan tips yg mereka bagikan, ditambah host Risqi Inayah yang jugamerupakan dosen USNI membuat talkshow ini menjadi asik.
Para bintang tamu membagikan pengalaman selama pandemik covid dan wejangan atau masukan yang bermanfaat untuk anak muda masa kini.
Seperti Ahmad Budiman misal nya, sebagai enterpreneur ia mengatakan anak anak muda harus lebih aktif berwirausaha ditengah pandemik.
"saya mau bilang kesemua kita pengen anak anak muda lebih aktif berwirausaha di tengah pandemik, walaupun kalian masih duduk dibangku kuliah. Kalian harus kuat berwirausaha dengan mulai berdagang melalui instagram, whatsapp. Dengan bajet 2 juta bisa untuk membuka usaha" ucap Budiman.
Tak luput juga Bayu Putra yang merupakan podcaster dan alumni USNI menceritakan pengalaman aktif nya selama pandemi.
"Selama pandemik saya dan teman teman saya melakukan ngamen digital /virtual. Yang nanti dana nya akan saya galangkan untuk garda terdepan, saya juga membuat grup wa untuk yg sudah transfer dana harap mengirimkan bukti ke grup tersebut" Jelas Bayu.
Terakhir Intan Rahmawati yang merupakan seorang selebgram mengajak kita semua untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan tetep menerapkan Social Distancing atau menjaga jarak datu sama lain.
Suka Makan Mie Instan? Coba Perhatikan Hal-Hal Berikut Ini
Mie instan merupakan makanan yang cukup banyak penggemar nya. Selain rasa nya yang enak, cara penyajian nya juga bisa dibilang sangat praktis. Bila tak ada lauk, maka mie instan akan menjadi pilihan cepat. Dengan begitu melimpahnya jenis mie instan yang beredar di pasaran dan rasanya yang lezat membuat mie instan menjadi salah satu makanan yang kebanyakan orang menjadikannya sebagai makanan pokok yang sangat digemari.
Walaupun mie instan adalah makanan yang enak dan sungguh praktis, namun mengonsumsi mie instan secara terus menerus sangat tidak di anjurkan apalagi dalam jangka waktu yang begitu dekat. Misalnya dalam seminggu mie instan di konsumsi dalam setiap waktu. Tentu hal itu dapat mengganggu keseimbangan tubuh dalam pola makanan yang sehat terlebih fakta bahwa mie instan mengandung natrium dan MSG yang banyak sehingga menjadikan orang banyak khwatir untuk mengkonsumsi mie instan.
Sebenarnya sudah banyak yang tahu tentang bahaya dari mie instan, tetapi banyak juga yang tidak memperdulikan karena terlena oleh lezat nya makanan instan tersebut. Nah, jika kamu merupakan penggemar berat mie instan, alangkah baik nya perhatikan hal-hal berikut ini agar kamu masih bisa menikmati makanan tersebut dengan cara yang sehat.
1. Jangan Makan Mie Instan Dalam Kondisi Mentah
Ketika kalian sedang malas untuk memasak mie instan, kalian pasti pernah atau justru sering memakan mie instan dalam keadaan masih mentah atau dengan cara diremas dan dicampur dengan bumbunya. Rasanya sih tentu saja enak, tapi tahukah kalian mengonsumsi mie mentah bisa menjadi sangat berbahaya untuk kesehatan lho. Karena mengonsumsi mie mentah dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Seperti diabetes, tekanan darah tinggi, luka pada usus, bahkan kanker.
2. Jangan Terlalu Sering Makan Mie Instan
Mengonsumsi mie instan terlalu sering itu bukan lah hal baik, terutama kandungan SMG didalam bumbu. MSG mie banyak mengandung bumbu pengawet yang dapat menyebabkan alergi. MSG sendiri di dalam beberapa penelitian disebutkan jika dikonsumsi terlalu sering dapat menyebabkan penyakit. Jadi ada baiknya apabila membuat mie dengan menggunakan bumbu yang dibuat sendiri supaya keamanan nya bisa kita jamin sendiri.
3. Tambahkan Toping Yang Sehat
Mengounsumi mie instan bisa juga dilakukan dengan cara yang sehat. Dengan menambahkan toping protein seperti telur dan bisa juga tambahkan dengan sayuran. Misalkan wortel, timun, kol, atau brokoli. Sayuran ini biasanya cukup nikmat disantap mentah-mentah. Atau jika mau, bisa rebus dulu sayuran tersebut beberapa menit.
4. Usahakan Tidak Menggabungkan Mie Instan Dengan Nasi
Banyak orang yang makan mie instan dengan cara menggabungkan nya dengan nasi. Dengan alasan lebih nikmat, dan tentu nya juga kenyang. Padahal hal ini justru tidak baik dan membahayakan kesehatan kalian. Karena perpaduan karbohidrat dari nasi dan mie instan dapat menaikkan indeks glikemik, sehingga gula dalam darah melonjak drastis. Inilah yang membuat semakin tingginya risiko masalah diabetes
5. Minum Air putih Minimal 2 Gelas Setelah Makan Mie Instan
Perbanyak lah minum air putih setelah makan mie instan minimal 500ml atau sama dengan 2 gelas air putih. Sebenarnya bukan hanya setelah makan mie instan saja, minum air putih juga sangat di anjurkan bagi kesehatan tubuh kita. Selain untuk menghilangkan dahaga, kandungan didalam air putih ini juga sangat membantu dalam proses kelancaran pencernaan kita.
Tips tadi bisa kalian terapkan di rumah atau dimanapun ketika ingin memasak mie instan, sehingga mie yang kalian konsumsi tetap sehat dan aman. Namun lebih baik lagi jika mengurangi konsumsi mie instan setiap hari nya dan mulai lah mengonsumsi makanan-makanan yang lebih sehat.
Sumber gambar : sajiansedap.id
Pilkada 2020, Protokol Kesehatan Tetap di Utamakan
Pilkada serentak 2020 tetap akan digelar meski pandemi virus corona belum berakhir. Pemilihan yang awalnya digelar 23 September, hanya digeser menjadi 9 Desember mendatang.
Pesta demokrasi lima tahunan kali ini digelar di 270 daerah secara serentak. Kementerian Dalam Negeri mencatat 105.852.716 orang yang berpotensi menjadi pemilih dalam pilkada serentak tahun ini.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto tetap memperbolehkan orang yang memiliki suhu tinggi mencoblos di tempat pemungutan suara (TPS) pada Pilkada serentak 2020.
"Jangan digabungkan tempat menunggunya dengan yang sehat. Jadi begitu dicek suhu panas, setelah identifikasi, langsung coblos, langsung pulang," kata Yuri kepada wartawan di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (22/7).
Diri nya menyarankan setiap TPS harus membuat bilik khusus untuk pemilih yang menunjukkan gejala sakit. Menurutnya, langkah tersebut guna mencegah potensi penularan virus corona di lokasi pemungutan suara.
Selain itu, petugas TPS diharapkan selalu memastikan setiap orang yang ada di lokasi harus tetap menjaga jarak. Mereka juga wajib memastikan seluruh pemilih dan petugas lainnya memakai masker dan selalu mencuci tangan.
Yuri mengakui saat ini pemerintah belum menetapkan petunjuk teknis terkait protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam Pilkada serentak 2020. Ia mengklaim akan menyelesaikan ketentuan itu dalam waktu dekat.
"Kami masih mencari bentuknya. Kami coba dengan berbagai skenario, nanti setelah itu kami akan tetapkan sebagai petunjuk teknis. Jadi masih belum ada, masih kami akan susun," Jelas nya.
Sumber gambar : detik.com
Belajar Dari Rumah di Tengah Pandemi
Untuk mengantisipasi penyebaran wabah virus corona (Covid-19), di Indonesia hingga akhir tahun, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyiapkan skenario belajar dari rumah hingga 2020. Hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19.
“Kita sedang siapkan kalau nanti belajar dari rumah ini bisa terjadi sampai akhir tahun,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah Kemendikbud Muhammad Hamid. Jumat (24/4/2020).
Diri nya juga mengatakan hingga sampai saat ini sudah tercatat sebanyak 97,6 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh. Sisanya sebanyak 2,4 persen belum melaksanakan nya di karenakan daerahnya tidak terjangkit corona (aman) atau tidak memiliki perangkat pendukung.
Dari jumlah yang 97,6 persen tadi, sebanyak 54 persen sekolah sudah melakukan pembelajaran jarak jauh sepenuhnya, yakni guru dan siswa mengajar dan belajar dari rumah.
“46 persen lainnya gurunya masih mengajar dari sekolah, tapi muridnya di rumah. Karena ada beberapa daerah yang masih mewajibkan guru-guru datang ke sekolah, secara piket bergantian,” Jelas Hamid.
Sejauh ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah membuat beberapa program seperti Rumah Belajar sampai Belajar dari Rumah di TVRI dan RRI untuk mendukung proses belajar. Program untuk siswa berkebutuhan khusus juga masih tahap perancangan.
Sumber gambar : republika.co.id
Selasa, 21 Juli 2020
Fasilitas Perkuliahan Online di Tengah Pandemi
Virus corona atau covid-19 sangat mempengaruhi segala kehidupan manusia, terutama aktivitas. Di tengah pandemi seperti ini segala macam bentuk aktivitas ditiadakan.
Mulai dari perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga kegiatan belajar mengajar yang diadakan di sekolah sekolah dan universitas dihentikan sementara. Dengan alasan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.
Walaupun saat ini sudah memasuki fase New Normal, akan tetapi pemerintah masih tetap waspada dengan tidak membuka kegiatan belajar mengajar di sekolah atau kampus. Agar virus corona atau covid-19 tidak makin banyak memakan korban.
Sebagai seorang mahasiswa, hal ini tentu sangat merugikan bagi diri saya. Kegiatan belajar mengajar seperti yang dilakukan di kampus jadi tidak efektif ketika dilakukan nya pembelajaran dari rumah.
Mulai dari materi yang diberikan sulit untuk dipahami hingga tugas yang disodorkan tidak masuk akal jumlah nya. Proses belajar seperti ini sangat sangat tidak efektif kalau diberlakukan dalam jangka panjang.
Tatap muka secara online pun kurang efektif dikarenakan kendala jaringan dan sebagai nya. Hal ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah, jika ingin memberlakukan pembelajaran online dalam jangka panjang. Karena tidak semua pelajar atau mahasiswa sanggup untuk mengikuti.
Belum lagi pihak universitas yang tidak meringankan mahasiswa dengan mewajibkan seluruh nya untuk tetap membayar biaya kuliah full. Padahal kita sebagai mahasiswa sama sekali tidak memakai fasilitas kampus.
Logika seperti apa yang berpikir jika tidak memakai tapi diharuskan tetap membayar. Covid-19 ternyata bukan hanya menyerang sistem pernapasan manusia, tetapi juga mengganggu pola pikir dan rasa kemanusiaan.
Akan tetapi, berpikir positif sangat diperlukan di masa pandemi sekarang. Mungkin saja mahasiswa diwajibkan membayar full karena pihak universitas juga harus membayar gaji karyawan yang ada. Dan tetap mengebulkan dapur para petinggi petinggi kampus.
Sebagai mahasiswa, kita hanya bisa belajar. Belajar dari yang seperti itu agar kelak kita sukses nanti, harus tetap ada rasa kemanusiaan didalam diri kita.
Jumat, 26 Juni 2020
Produktif di era Revolusi Industri 4.0
Webinar ini diramaikan oleh 3 Narasumber sebagai pembicara utama diantaranya ada Astrid Savitri yang merupakan Pegiat Media Sosial dan seorang penulis buku Revolusi Industri 4.0, kemudian Radita Gora selaku Dekan FISIP USNI, Yadi Kusmayadi Senior Manajer HSE (subsea) di Bumi Armada dan yang terakhir Risqi Inayah Dwijayanti selaku dosen USNI.
Sepanjang Web Seminar berlangsung, hal yang dibahas fokus kepada kreativitas di masa pandemi dengan menerapkan teknologi revolusi industri 4.0.
Radita Gora selaku Dekan FISIP USNI mengatakan bahwa pada masa pandemi ini, teknologi digital sudah berubah dari yang tadinya kebutuhan sekunder menjadi kebutuhan premier karena sangat dibutuhkan orang banyak.
“Anak-anak yang belajar itu menggunakan platform seperti Ruang Guru, Edmodo, Google Classroom, Bahaso Talk dan juga lain sebagainya. Ada juga yang tidak bisa mengakses internet, disuport melalui tayangan TVRI,” ujar Radita.
Dalam materinya, Radita menjelaskan bahwa teknologi menjadi kebutuhan untuk kita di masa pandemi karena pada saat ini dalam bekerja dan belajar di rumah melalui aplikasi zoom di gadget.
"Sejak adanya Covid-19 terjadi perubahan signifikan ketika kita terbiasa menggunakan media seperti menggunakan komputer 35%, internet 29%, seluler 24%, chatting 23%, TV 19%. Tv streaming juga meningkat seperti neflix, iflix, vidio.com." Jelas Radita
Kemudian Astrid Savitri yang merupakan seorang pegiat media sosial dalam webinar ini menjelaskan materi tentang "Kreativitas dan Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0" yang berjalan cukup menarik dan membuat kita tahu banyak akan media sosial.
Sebagai penutup, Risqi Inayah sebagai seorang Dosen USNI yang cukup aktif di media sosial ini memberikan nasihat kepada kita khusus nya anak muda agar lebih aktif dan produktif dalam menciptakan karya.
" Di Era 4.0 ini kita harus kreativitas belajar di Era Pandemi. Kreativitas itu seperti membuat konten yang menarik, membuat podcast di Spotify, membuat tutorial dan konsep pembelajaran." Ujar Risqi Inayah.
Kamis, 18 Juni 2020
Talkshow Menarik di Awal Masa New Normal
Universitas satya negara indonesia menyelenggarakan talkshow online yg di gelar melalui aplikasi zoom, streaming radio usni, dan live instagram pada Selasa (16/6/2020).
Talkshow tersebut mengusung tema "Peran Anak Muda Di Tengah New Normal Covid-19". Dengan menghadirkan Bayu Putra (Podcast), Intan Rahmawati (selebgram) , Ahmad Budiman ( enterpreneur), talkshow tersebut berjalan cukup menarik.
Bintang tamu yang dihadirkan mampu membuat pendengar tidak mau ketinggalan informasi dan tips yg mereka bagikan, ditambah host Risqi Inayah yang jugamerupakan dosen USNI membuat talkshow ini menjadi asik.
Para bintang tamu membagikan pengalaman selama pandemik covid dan wejangan atau masukan yang bermanfaat untuk anak muda masa kini.
Seperti Ahmad Budiman misal nya, sebagai enterpreneur ia mengatakan anak anak muda harus lebih aktif berwirausaha ditengah pandemik.
"saya mau bilang kesemua kita pengen anak anak muda lebih aktif berwirausaha di tengah pandemik, walaupun kalian masih duduk dibangku kuliah. Kalian harus kuat berwirausaha dengan mulai berdagang melalui instagram, whatsapp. Dengan bajet 2 juta bisa untuk membuka usaha" ucap Budiman.
Tak luput juga Bayu Putra yang merupakan podcaster dan alumni USNI menceritakan pengalaman aktif nya selama pandemi.
"Selama pandemik saya dan teman teman saya melakukan ngamen digital /virtual. Yang nanti dana nya akan saya galangkan untuk garda terdepan, saya juga membuat grup wa untuk yg sudah transfer dana harap mengirimkan bukti ke grup tersebut" Jelas Bayu.
Terakhir Intan Rahmawati yang merupakan seorang selebgram mengajak kita semua untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dan tetep menerapkan Social Distancing atau menjaga jarak datu sama lain.
Kamis, 04 Juni 2020
New Normal Bukan Berarti Bebas!
Sumber kutipan : detik.com
Kamis, 14 Mei 2020
Penumpukan Penumpang Terjadi di Bandara Soekarno-Hatta
Sumber kutipan : CNN Indonesia
Tugas mata kuliah Jurnalistik Baru
Rabu, 12 November 2014
Ayah...
Gue sadar selama ini cuma nuntut, nuntut dan nuntut.
Gue sadar cuma bisa minta ini dan minta itu.
Balesan gue? Gue masih sering ngelawan lah, nge bantah perintah nya, dll. Orang tua gue selalu nasehatin gue, intinya orang tua gue tuh mau anaknya
sukses, berhasil, dan bisa ngebahagiain mereka.
Tanpa sadar seakan emang gue lebih sering sms ke mama gue. Sadar gak sadar
gue jarang sms ayah kalo gak ayah duluan yang sms. Emang mama yg selalu lebih cerewet. Emang mama yg seakan lebih perhatian. Tapi dibelakang itu semua, ada ayah yg selalu ngingetin mama gue buat sekedar nanya udah makan apa belum, untuk sekedar nanya gimana hari ulangan nya lancar apa engga. Ayah pernah bilang kalo dia mau anaknya lulus tepat waktu, ayah sering
bilang kalo asal anaknya rajin, ayah gak pernah capek buat kerja.
Anaknya? Anaknya sering dengerin
nasehat, cuma ndengerin aja. Gak dipraktekin. Cuma masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Anaknya sering aja
ngeluh dan ngeluh kurang ini kurang
itu, anaknya cuma bisa sms ayah nya aja kalo butuh uang, padahal segala sesuatunya udah coba dipenuhin sama orang tua.
Buat apa sih ayah kerja? Pasti pas lo kecil dulu lo pernah nanya kenapa ayah kerja, dan ayah lo pasti jawab “ayah kerja nyari uang buat beli susu adek”. Suatu saat nanti gue bakalan jadi seorang ayah, dan suatu saat nanti gue bakalan kerja mati2 an buat biayain istri dan anak gue nantinya. Gue berharap banget bisa
ngerasain jadi seorang ayah. Gue mau
tau gimana rasanya kerja keras buat
ngebiayain anaknya sekolah sampai jenjang pendidikan yang tinggi. Gue juga mau ngerasain gimana rasanya punya seorang anak yang nggak pernah sms ayah nya kecuali di sms duluan dan gimana rasa nya sakit hati ketika anak kita ngelawan sama kita.
Mau gue nanti jadi sarjana pun, mau
gue nanti lulus kuliah pun. Sampai
kapanpun gue gak akan bisa ngebales
apa yg org tua kasih ke gue, gue
tetep gak akan pernah bisa rasain
gimana perjuangan yg ayah lakuin demi ngebiayain gue. Ya mungkin nantinya gue bakal jadi seorang ayah dan gue bakal ngerasain gimana kerja buat anak-anak gue, tapi hal itu gak akan sama kaya perjuangan ayah gue. Intinya beda. Kalo aja gue bisa jadi ayah gue dan ayah gue jadi gue, mungkin rasanya, perjuangannya, bakalan sama. Gue bakalan bisa ngerasain gimana sih perjuangan ayah demi ngebiayain gue.
Saat ini mungkin yang bisa gue lakuin sekedar buat bikin perjuangan ayah gue nggak sia-sia adalah lulus dan jadi orang sukses. Intinya gue mau perjuangan bapak gue nggak sia2 dan nggak jadi percuma, gue mau ayah gue bisa bangga punya anak kaya gue.
Oke deh, selamat hari ayah!